BGN Himbau Mitra MBG Peduli Kondisi Sekolah Penerima Manfaat
Liga335 — Para mitra dan pengelola yayasan yang menjalankan Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG) didorong untuk menunjukkan kepedulian lebih terhadap kondisi sekolah-sekolah yang siswanya menerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka dihimbau agar memiliki kesadaran sosial dan tanggap terhadap berbagai kekurangan yang mungkin dialami oleh sekolah-sekolah tersebut, selaras dengan semangat awal program ini.
Seruan untuk Kepedulian Nyata
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, menyampaikan seruan langsung kepada para mitra. “Alangkah baiknya jika ada sekolah yang atapnya bocor, bisa disumbang atau diperbaiki. Atau jika ada sekolah yang tidak memiliki fasilitas WC, bisa dibangunkan WC,” ujarnya dalam acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis, 11 Desember 2025.
Latar Belakang Pelibatan Yayasan
Nanik menjelaskan filosofi di balik pelibatan yayasan sebagai mitra dalam program MBG. Sejak awal perancangan program tahun lalu, Presiden Prabowo Subianto memiliki pandangan khusus untuk tidak melibatkan perseroan terbatas (PT) atau commanditaire vennootschap (CV).
“Beliau berpikir, yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, agama—dari agama apapun—maupun sosial, biasanya tidak memiliki dana yang melimpah. Oleh karena itu, merekalah yang sebaiknya bekerja sama dengan BGN, karena ini merupakan bentuk bantuan pemerintah,” kata Nanik, mengutip arahan Presiden.
Tantangan dalam Implementasi
Dalam pelaksanaannya, untuk mengejar target pembangunan, muncul pula yayasan-yayasan baru yang sebenarnya tidak memiliki basis kegiatan di bidang pendidikan, agama, atau sosial. Nanik menegaskan bahwa meski demikian, yayasan-yayasan ini diharapkan tidak berlebihan dalam mencari keuntungan, karena prinsip dasarnya adalah melibatkan lembaga yang berorientasi sosial.
Pentingnya Kualitas dan Integritas
Nanik memberikan peringatan tegas terkait kualitas penyelenggaraan. “Bagi Anda yang yayasannya tidak termasuk dalam tiga bidang utama tersebut, setidaknya jalankan program dengan benar dalam hal pembelanjaan bahan baku. Jangan sampai porsi yang diberikan sangat minim, atau kualitasnya tidak memadai. Apa pengaruhnya bagi gizi anak jika komponen makanannya sangat sedikit?”
Ia menambahkan, “Saya meminta Anda untuk tidak bermain-main dengan anggaran. Anda sudah menerima insentif yang ditetapkan, oleh karena itu gunakanlah dengan bertanggung jawab untuk memastikan gizi anak-anak terpenuhi dengan baik.”
Pernyataan ini menekankan bahwa keberhasilan program MBG tidak hanya terletak pada penyediaan makanan, tetapi juga pada integritas pelaksana dan dampak sosial yang lebih luas bagi lingkungan sekolah.
