
John Terry, nama yang pernah identik dengan loyalitas, keberanian, dan kepemimpinan di lini belakang Chelsea dan tim nasional Inggris, tak luput dari noda dalam perjalanan kariernya. Di balik reputasi sebagai salah satu bek tengah terbaik generasinya, Terry sempat tersandung skandal yang mengguncang dunia sepak bola Inggris—sebuah kisah yang lebih dalam dari sekadar peristiwa pribadi, karena turut menyeret keutuhan tim dan moral publik.
Simbol Chelsea dan Inggris
Sejak menembus tim utama Chelsea pada akhir 1990-an, John Terry dengan cepat menjadi figur sentral di Stamford Bridge. Ia menjadi kapten klub pada usia muda dan kemudian membawa Chelsea meraih berbagai gelar, termasuk lima trofi Premier League dan satu Liga Champions. Karismanya di lapangan membuatnya dipercaya pula menjadi kapten tim nasional Inggris.
Namun, kepercayaan dan kehormatan itu mulai retak pada awal 2010.
Skandal dengan Kekasih Rekan Setim
Pada tahun 2010, media Inggris dihebohkan dengan kabar bahwa John Terry menjalin hubungan gelap dengan Vanessa Perroncel, yang saat itu adalah mantan kekasih Wayne Bridge—rekan satu timnya di Chelsea dan timnas Inggris. Kabar ini bukan hanya mengejutkan, tapi juga dianggap sebagai bentuk pengkhianatan pribadi dan profesional.
Awalnya, Terry sempat mengajukan gugatan hukum untuk menghentikan pemberitaan media terkait hubungan tersebut. Namun, upaya itu gagal dan detail skandal pun mulai terkuak ke publik. Pers Inggris tak henti-hentinya memberitakan kisah ini, yang dengan cepat menjadi konsumsi media tabloid dan mengguncang ruang ganti tim nasional.
Dampak pada Timnas dan Kehilangan Ban Kapten
Reaksi publik dan internal tim sangat keras. Wayne Bridge menolak dipanggil kembali ke tim nasional dan secara simbolik menolak bersalaman dengan Terry dalam laga antara Manchester City (klub Bridge kala itu) dan Chelsea. Momen itu menjadi gambaran dramatis keretakan hubungan di antara keduanya.
Akibat dari skandal ini, Fabio Capello—pelatih timnas Inggris saat itu—memutuskan mencopot ban kapten dari tangan Terry menjelang Piala Dunia 2010. Meskipun ia tetap masuk skuad, Terry kehilangan posisi kepemimpinan yang telah lama ia pegang, dan dinamika tim pun terganggu.
Reputasi yang Terluka
Skandal tersebut meninggalkan luka mendalam dalam citra Terry. Meskipun ia kemudian kembali mengenakan ban kapten Chelsea dan mencatat prestasi besar, bayang-bayang skandal tetap melekat. Publik mulai memandangnya bukan hanya sebagai bek tangguh, tapi juga simbol dari betapa rapuhnya moral dalam dunia sepak bola modern.
Dalam beberapa kesempatan, Terry menyatakan penyesalan dan menyadari bahwa tindakannya telah merusak banyak hal, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi tim dan orang-orang di sekitarnya.
Warisan yang Kompleks
John Terry pensiun sebagai legenda Chelsea dengan catatan 717 penampilan dan status sebagai salah satu kapten tersukses dalam sejarah klub. Namun, seperti banyak tokoh besar lainnya, warisannya tak lepas dari kontroversi.
Ia dikenang bukan hanya karena gol-gol penting dan blok penyelamatan krusial di lini belakang, tetapi juga karena satu kesalahan fatal di luar lapangan—ketika ia gagal menjaga garis pertahanan paling penting: hati dan kepercayaan dari mereka yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Chelsea Anggap Trofi Piala Dunia Antarklub Sama Berharganya dengan Liga Champions