Xabi Alonso datang ke Real Madrid bukan hanya dengan nama besar dan sejarah yang melekat sebagai legenda klub, tetapi juga dengan visi dan filosofi kepelatihan yang kuat. Setelah sukses membawa Bayer Leverkusen menjuarai Bundesliga secara sensasional, Alonso kini dipercaya untuk menangani skuad bertabur bintang milik Los Blancos. Namun, satu hal yang langsung terlihat sejak hari pertama: tidak ada pemain yang mendapat perlakuan istimewa, tak peduli seberapa besar nama mereka.
Disiplin dan Profesionalisme ala Alonso
Dalam beberapa sesi latihan awal bersama Real Madrid, Alonso menunjukkan bahwa dirinya adalah pelatih yang sangat menekankan disiplin, intensitas, dan detail. Para pemain diminta untuk tampil maksimal di setiap latihan. Bahkan nama-nama besar seperti Jude Bellingham, Vinícius Jr., hingga Luka Modrić pun tak luput dari teguran jika tidak mengikuti standar yang ditetapkan.
“Di bawah Alonso, kami semua sama. Tidak ada bintang, tidak ada junior. Semua harus berjuang dan menunjukkan kualitas setiap hari,” ungkap salah satu staf pelatih Madrid kepada media Spanyol.
Filosofi Jelas: Permainan Kolektif dan Efisien
Alonso membawa filosofi permainan yang terstruktur, efisien, dan mengandalkan kolektivitas tim. Dia ingin Real Madrid bermain dengan intensitas tinggi, pressing cepat saat kehilangan bola, dan transisi yang tajam. Ini adalah perubahan yang signifikan dari pendekatan fleksibel di era sebelumnya.
Filosofi ini bukan hal baru bagi Alonso. Saat di Leverkusen, ia menerapkan prinsip serupa dan berhasil membawa tim yang sebelumnya tidak diunggulkan menjadi juara liga. Di Madrid, tantangannya lebih besar karena ekspektasi lebih tinggi, tapi Alonso tampaknya siap dengan tekanan itu.
Tidak Ada Nama Lebih Besar dari Klub
Pesan tersirat dari pendekatan Alonso jelas: tidak ada pemain yang lebih besar dari klub. Ini mencerminkan semangat Real Madrid sejati, di mana kebanggaan mengenakan seragam putih menjadi hal utama. Alonso juga diketahui sangat aktif berdiskusi dengan manajemen untuk memastikan bahwa semua pemain selaras dengan visi dan etos kerja yang ia bawa.
“Xabi bukan hanya mantan pemain hebat, dia juga pemimpin sejati. Dia punya aura yang membuat semua orang ingin mengikutinya,” ujar seorang mantan rekan setimnya di Real Madrid.
Tantangan di Depan
Dengan musim yang padat dan persaingan yang ketat, tantangan Alonso tidak hanya soal mengatur taktik, tapi juga menjaga suasana ruang ganti tetap harmonis. Apalagi dengan banyaknya pemain bintang, ego besar, dan sorotan media yang tiada henti. Namun, sejauh ini Alonso menunjukkan bahwa dirinya bukan pelatih yang takut mengambil keputusan tegas.
Jika mampu mempertahankan filosofi tanpa kompromi dan tetap menjaga performa tim di level tertinggi, Xabi Alonso bisa menciptakan era baru kejayaan Real Madrid—di mana kerja keras dan kebersamaan lebih diutamakan ketimbang popularitas individu.
Penutup
Era baru telah dimulai di Santiago Bernabéu. Dengan Xabi Alonso di pucuk kepemimpinan, Real Madrid tidak hanya mencari kemenangan, tetapi juga membentuk identitas baru yang lebih disiplin, profesional, dan kolektif. Tak ada lagi ruang untuk setengah hati. Di bawah Alonso, semua harus siap kerja keras—karena tak ada bintang yang dikecualikan.
Baca Juga: 5 Tim Paling Mewah di Piala Dunia Antarklub 2025: Madrid Terdepan, Inggris Punya Dua Wakil